
OLEH:
FRANSISKUS
MANEK
2013
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BINA
HUSADA
KENDARI
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan keharirat yang maha kuasa atas berkat dan rahmatnya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan saya membuat makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas yang diberikan dan sebagai persiapan untuk memasuki materi
pelajaran yang baru yaitu gravimetri .dalam makalah ini memuat defenisi, konsep
analisis gravimetri yang berguna untuk memahami materi yang akan
dipelajari . mudah-mudahan makalah dapat berguna sebagai tambahan
reverensi .seperti kebanyakan pada saat ini banyak mahasiswa kurang tertarik
atau kurangnya antusiasisme karena berrbagai alasan padahal sangan penting
adanya antusiasme dari mahasiswa untuk mencari bahan materi kuliah tidak hanya
menunggu dari dosen atau hanya yang diterima dalam kelas namun perlu mencari
reverensi lain yang dapat mendukung sehingga lebih mudah atau bertambahnya
pemahaman atas materi yang telah dipelajari .pengetahuan atas
konsep-konsep dasar sangat mutlak diperlukan untu memudahkan
pemahaman .makalah ini telah saya rangkum dari buku literature seperti.S.M
KHOPKAR Konsep Dasar Kimia Analitik
Dan literature yang lain
yang mendukung bahasan materi kuliah ini . saya berharap semoga buku ini
bermanfaat bagi mahasiswa atau pembaca .saya merasa makalah yang saya buat ini
belum cukup sempurna untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan
makalah ini akhir kata saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
i
DAFTAR
ISI....................................................................................................................
ii
Pendahuluan......................................................................................................................
1
a. Metode pengendapan
b. Metode evolusi
c. Metode penyaringan
d. Metode elektrogravimetri
Metode pengendapan........................................................................................................
2
Metode evolusi
(penguapan)...........................................................................................
16
Metode penyaringan........................................................................................................
18
Metode
elektrogravimetrik..............................................................................................
18
Lampiran tambahan
Penentuan kalium
..........................................................................................................
20
Penentuan
klorida............................................................................................................
21
Daftar pustaka
ANALISIS
GRAVIMETRI
PENDAHULUAN
Analisis
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan scara analisis gavimetri meliputi
tansformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah
menjadi bentuk yang dapat di timbang dengan teliti.
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi
pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya.
Kesederhaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan
cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain.
Tahap
pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya.
Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan
analit dari pengganggu-pengganggunya.Analisa gravimetri merupakan suatu cara
analisa kimia kuantitatif yang didasarkan pada prinsip penimbangan berat yang
di dapat dari proses pemisahan analit dari zat – zat lain dengan metode
pengendapan. Zat yang telah di endapkan ini di saring dan dikeringkan serta
ditimabang dan diusahakan endapan itu harus semurni mungkin. Untuk memisahkan
endapan tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan dan teknik yang cukup yang
wajib dimiliki seorang enginer.
Dalam
dunia teknik kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa gravimetri
ini. Seperti halnya dalam industri. Berat unsur dihitung
berdasrkan rumus senyawa dan berat atom unsur- unsur yang menyusunnya pemisahan
unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan beberapa cara seperti:
- Metode Pengendapan
- Metode Evolusi
- Metode Penyaringan
- Metode Elektrogravimetri
Pada
prakteknya dua metode pertama adalah yang terpenting. Metode gravimetrik
membutuhkan waktu tau memakan waktu cukup lama, adanya zat pengotor pada
konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan
METODE PENGENDAPAN
Gravimetri
Pengendapan
Gravimetri
pengndapan adalah merupakan gravimetri yang mana komponen yang hendak
didinginkan diubah menjadi bentuk yang sukar larut atau mengendap dengan
sempurna.
Bahan
yang akan ditentukan di endapkan dalam suatu larutan dalam bentuk yang sangat
sedikit larut agar tidak ada kehilangan yang berarti bila endapan disaring dan
ditimbang.
Syarat – syarat
senyawa yang di timbang :
- Stokiometri
- Mempunyai kestabilan yang tinggi
- Faktor gravimetrinya kecil
Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan
bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan
pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk memperoleh
keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus memperhatikan tiga hal
berikut ;
- Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna.
- Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
- Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.
Dalam analisis
gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut ;
- Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
- Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih agar semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan tahap paling penting.
- Penyaringan endapan.
- Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu.
- Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
- Penimbangan endapan.
Adapun
beberapa tahap dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
- Memilih pelarut sampel Pelarut yang dipilih harus lah sesuai sifatnya dengan sampel yang akan di larutkan, Misalnya : HCl, H2SO4, dan HNO3 digunakan untuk melarutkan sampel dari logam – logam.
- Pengendapan analit.
Pengendapan analit
dilakukan dengan memisahkan analit dari larutan yang mengandungnya dengan
membuat kelarutan analit semakin kecil, dan pengendapan ini dilakukan dengan
sempurna.
Misalnya :
Misalnya :



- Pengeringan endapan
Pengeringan yang
dilakukan dengan panas yang disesuaikan dengan analitnya dan dilakukan dengan
sempurna. Disini kita menentukan apakah analit dibuat dalam bentu oksida atau
biasa pada karbon dinamakan pengabuan.
- Menimbang endapan
Zat yang ditimbang
haruslah memiliki rumus molekul yang jelas
Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan
Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan
Pada analisis
gravimetri pembentukan endapan yang terjadi apabila kelarutan terlalu
jenuh maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh dari kelarutan suatu
sampel dimana semakin besar (jenuh ) maka semakin besar endapan
yang terjadi , kelarutan dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu
a. Suhu
b. pH
Dalam menentukan keberhasilan metode
gravimetri ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
- Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang dalam menentukan penyusunan utama dalam suatu makro)
- Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat hampir murni.
Bila tidak akan
diperoleh hasil yang galat. Persyaratan yang kedua itu lebih sukar dipenuhi
oleh para analis. Galat-galat yang
disebabkan faktor-faktor seperti kelarutan endapan umumnya dapat diminimumkan
dan jarang menimbulkan galat yang signifikan. Masalahnya mendapatkan endapan
murni dan dapat disaring itulah yang menjadi problema utama. Banyak penelitian
telah dilakukan mengenai pembentukkan dan sifat-sifat endapan, dan diperoleh
cukup banyak pengetahuan yang memungkinkan analis meminimumkan masalah
kontaminasi endapan.
Dalam
analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan hasil
reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini didapatkan
sisa bahan suatu gas yang dibentuk dari bahan yang dianalisa. Dalam cara
pengendapan, zat direaksikan dengan menjadi endapan dan ditimbang. Atas dasar
membentuk endapan, maka gravimetrik dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : endapan
dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi dan endapan yang
dibentuk dengan elektrokimia. Untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan
cairan pencuci, endapan dapat disaring. Endapan grevimetri yang disaring kertas
tidak dapat dipisahkan kembali secara kuantitatif.
Sudah
dijelaskan bahwa dalam analisa gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada
penimbangan. Dalah hal ini, penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang
dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa sisa bahan atau suatu gas
yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa
tersebut. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara
gravimetri yaitu cara evolusi dan cara pengendapannya.
Persyaratan
yang kedua itu lebih sukar dipenuhi oleh para analis. Galat-galat yang
disebabkan faktor-faktor seperti kelarutan endapan umumnya dapat diminimumkan
dan jarang menimbulkan galat yang signifikan. Masalahnya mendapatkan endapan
murni dan dapat disaring itulah yang menjadi problema utama. Banyak penelitian
telah dilakukan mengenai pembentukkan dan sifat-sifat endapan, dan diperoleh
cukup banyak pengetahuan yang memungkinkan analis meminimumkan masalah
kontaminasi endapan Dalam analisa gravimetri penentuan jumlah zat didasarkan
pada penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil
reaksi ini didapatkan sisa bahan suatu gas yang dibentuk dari bahan yang
dianalisa. Dalam cara pengendapan, zat direaksikan dengan menjadi endapan dan
ditimbang. Atas dasar membentuk endapan, maka gravimetrik dibedakan menjadi 2
macam, yaitu : endapan dibentuk dengan reaksi antara zat dengan suatu pereaksi
dan endapan yang dibentuk dengan elektrokimia. Untuk memisahkan endapan dari
larutan induk dan cairan pencuci, endapan dapat disaring. Endapan grevimetri
yang disaring kertas tidak dapat dipisahkan kembali secara kuantitatif.
Sudah
dijelaskan bahwa dalam analisa gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada
penimbangan. Dalah hal ini, penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang
dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa sisa bahan atau suatu gas
yang terjadi, atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa
tersebut. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara
gravimetri yaitu cara evolusi dan cara pengendapannya
Endapan
murni adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain
(zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan). Pengotor oleh
zat-zat lain mudah terjadi, karena endapan timbul dari larutan yang berisi
macam-macam zat. Sedangkan endapan kasar adalah endapan yang butir- butirnya
tidak kecil, halus melainkan besar. Hal penting untuk kelancaran penyaringan
dan pencucian endapan. Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan
kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara
mekanis.
Gravimetri
dengan cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu pengendapan
dan endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka
gravimetri dibedakan menjadi 2 macam :
(1) Endapan
dibentuk dengan reaksi antara analat dengan sutau pereaksi, endapan biasanya
berupa senyawa. Baik kation maupun anion dari analat mungkin diendapkan, bahan
pengendapnya anorganik mungkin pula organik. Cara inilah yang biasa disebut
dengan gravimetri.
(2) Endapan dibentuk
dengan cara elektrokimia, dengan perkataan lain analat dielektrolisa, sehingga
terjadi logam sebagai endapan. Cara ini biasa disebut dengan elektrogravimetri.
Salah
satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh para analis adalah menggunakan
endapan sebagai cara pemisahan dan penentuan gravimetrik adalah memperoleh
endapan tersebut dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Zat-zat yang normalnya
mudah larut dapat diturunkan selama pengendapan zat yang diinginkan dengan
suatu proses yang disebut kopresipitasi. Misalnya, bila asam sulfat ditambahkan
pada barium klorida yang mengandung sejumlah kecil ion nitrat, endapan barium
sulfat yang diperoleh mengandung barium nitrat. Maka dikatakan bahwa nitrat
tersebut terkorosipitasi dengan sulfat.
Kontresipitasi
merupakan suatu fenomena yang ahli-ahli kimia analitik biasanya coba hindari.
Namun, fakta bahwa endapan cenderung mengabsorpsi zat-zat asing tidak selalu
mengganggu; kopresipitasi telah digunakan secara luas untuk mengisolasi runut
isotop-isotop radio aktif. Ketika isotop-isotop ini dibentuk dalam reaksi
uklir. Jumlah yang terbentuk bisa sangat kecil, dan prosedur pengendapan
umumnya gagal pada konsentrasi yang sangat kecil. Untuk meminimalisirkan
kopresipitasi dapat digunakan beberapa prosedur dibawah ini, yaitu :
1. Metode
penambahan pada kedua reagen, jika diketahi bahwa baik sampel maupun enapan
mengandung suatu ion yang mengotori, larutan yang megandung ion tersebut dapat ditambahkan
pelarut lain, dengan cara ini konsentrasi pencemaran dijaga serendah mungkin
selama tahap awal-awal pengendapan.
2. Pencucian
Pencucian
kembali analit yang didapatkan bertujuan agar endapan yang di dapatkan
memiliki kemurnian yang tinggi yaitukecilnya pengaruh kesalahan dari
kopresipitasi.
3. Pengendapan
kembali
Suatu endapan
kristalin, seperti BaSO4, kadang-kadang mengabsorpsi pengotor (impurities) bila
partikel-partikelnya kecil. Dengan bertumbuhnya ukuran partikel, pengotor
tersebut bisa tertutup dalam kristal. Kontaminasi jenis ini disebut dengan
pengepungan (acclusian). Untuk membedakan dari kasus dimana padatan tidak
tumbuh di sekitar pengotor. Pengotor yang terkepung tidak dapat dipindahkan
dengan mencuci endapan tersebut, tetapi mutu endapan tersebut seringkali dapat
disempurnakan dengan pencernaan.
Dalam
hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang direaksikan dianalisa.
Hasil reaksi ini dapat : sisa bahan, atau suatu gas yang terjadi, atau suatu
endapan yang terbentuk dari bahan yang diananlisa itu. Berdasarkan macam hasil
yang ditimbang itu dibedakan cara-cara gravimetri; cara evolusi dan cara
pengendapan.
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif melibatkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristalin atau koloid, dan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar larutan jenuhnya. Kelarutan suatu zat tergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan- bahan lain dalam larutan itu, dan komposisi pelarutnya.
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif melibatkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristalin atau koloid, dan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (s) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar larutan jenuhnya. Kelarutan suatu zat tergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan- bahan lain dalam larutan itu, dan komposisi pelarutnya.
Dalam
prosedur gravimetrik yang lazim suatu endapan ditimbang dan darinya nilai
analit dalam sampel dihitung. Maka persentase analit A adalah:

atau, jika kita tentukan faktor gravimetrik endapan, yaitu:

Maka,
persentase analitnya:

Dalam cara evolusi bahan direaksikan sehingga timbul suatu gas; caranya dapat dengan memanaskan bahan tersebut, atau mereaksikan dengan suatu pereaksi. Pada umumnya yang dicari ialah banyaknya gas yang terjadi. Cara mencari jumlah gas tersebut adalh sebagai berikut :
1. Tidak langsung
Dalam hal ini
analatlah yang ditinbang setelah bereaksi; berat gas diperoleh sebagai selisih
berat analat sebelum dan sesudah reaksi.
2. Langsung
Gas yang terjadi
ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan yang khusus untuk gas yang bersangkutan.
Sebenarnya yang ditimbang ialah bahan penyerap itu yaitu sebelum dan sesudah
penyerapan sedangkan berat gas diperoleh dari selisih kedua penimbangan.
Dalam
cara pengendapan, analat sekarang direaksikan sehingga terjadi suatu endapan
dan endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka
gravimetric dibedakan menjadi dua macam:
1. Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan
suatu pereaksi endapan biasanya berupa senyawa. Baik anion dan kation dari
analat mungkin diendapkan. Bahan pengendapnya mungkin organik atau anorganik.
2. Endapan
dibentuk secara elektrokimia, dengan perkatan lain analat dielektrolisa,
sehingga terjadi logam sebgai endapan. Cara ini disebut dengan
elektrogravimetri.
Pengendapan
dilakukan sedemikin rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya misalnya Ag
diendapkan sebagai AgCl atau Zn diendapkan sebagai Zn(NH4)PO4.6H2O,selanutnya
dibakar dan ditimbang sebagai AgCl atau ZnP2O7. Aspek yang terpenting dan perlu
diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang
sangat kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Kedua,
sifat fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari dari
larutanya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran
partikelnya cukup besar serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan
komposisi kimia tertentu.
Pada
temperatur tertentu kelarutan zat pelarut tertentu didefenisikan sebagai
jumlahnya bila dilarutkan pada pelarut tertentu didefenisikan sebagai jumlahnya
bila dilarutkan pada elaut yang diketahui beratnya dan zat tersebut mencapai
kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada ukuran partikel.
Larutan lewa jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar
dbandingkan dalam keadaan setimbangan pada suhu tertentu . larutan ewat jenuh
merupakan keadaan yang tidak stabil dan dapat diubah menjadi keadaan
kesetimbangan dengan menambahkan Kristal zat terlarut yang disebut sebagai
seeding
Umumnya
pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebap kelarutan bertambah dengan
bertambahnya temperature. Pengendapan dilakukan dalam larutan encer yang
ditambahkan pereaksi perlahan dengan pengadukan yang teratur, partikel yang
terbentuk ebih dahulu berperan sebagai pusat pengendapan. Untuk memperoleh
pusat pengendapan yang besar suatu reagen ditambahkan agar kelarutan endapan
bertambah besar.
Beberapa
proses yang dapat mengakibatkan pengotoran endapan pada analisis gravimetri
antara lain : kopresipitasi (larutan padat, absorpsi, oklusi) dan pos
presipitasi.
1. Kopresipitasi
Dalam arti luas,
kopresipitasi adalah ikut mengendapnya dua atau lebih zat pada waktu yang sama.
Hasilnya penambahan
larutan perak nitrat ke dalam larutan yang mengandung natrium klorida dan
natrium bromida akan menghasilkan endapan AgCl dan AgBr.
Dalam kimia analisis
khusunya dalam menyatakan pengotoran suatu endapan, istilah kopresipitasi
biasanya digunakan dalam arti yang lebih khusus. Dalam hal ini, diartikan
sebagai ikut mengendapnya satu atau lebih zat asing bersama endapan dari
komponen zat uji. Padahal zat asing tersebut yang digunakan. Misalnya kalsium
sebagian ikut mengendap pada pengendapan besi (III) sebagai hidroksida dengan
menetralkan larutan asam hingga pH 4 sampai 5. Pada kondisi yang sama, tanpa
besi, kalsium tidak akan mengendap.
2. Larutan Padat
Dua zat padat larut
satu sama lain membentuk larutan padat. Keduanya dapat membentuk kristal
campuran dimana zat yang satu berada dalam kisi kristal yang lain. Hal ini
biasanya terjadi bila kedua zat tersebut isomorf.
Misalnya ion kromat
dan sulfat mempunyai struktur, ukuran, muatan dan konfigurasi elektronik yang
serupa, sehingga endapan barium sulfat akan berwarna kuning apabila diendapkan
dari larutan yang juga mengandung kromat.
3. Adsorpsi
Pada permukaan dari
partikel endapan, terdapat gugusan aktif yang dapat menarik dan mengikat zat
yang sebenarnya tidak dapat mengendap. Tentu saja pengotoran ini bertambah.
Oleh karena itu endapan kristal kasar pada analisis gravimetri lebih disukai
daripada krisal halus.
Meskipun pengotoran
ini mudah dihilangkan dengan pencucian, namun pada endapan yang gelatinous
dimana pengotoran ini sering terjadi, pencucian ini jarang berhasil.
4. Oklusi
Ikut mengendapnya
kotoran yang terperangkap di bagian dalam dari partikel endapan disebut
oklusi. Proses ini termasuk juga (dalam arti luas) pembentukan dari larutan
padat seperti diuraikan di atas. Akan tetapi istilah ini lebih khusus digunakan
untuk oklusi mekanik, termasuk terperangkapnya cairan induk dan ion pada
pertumbuhan endapan gelatinous dan pengotoran ini tidak mungkin dihilangkan
sama sekali dengan proses pencucian.
5. Pospresipitasi
Pada pospresipitasi,
endapan semula dikotori oleh endapan zat lain yang terbentuk kemudian.
Pengotoran ini terjadi karena kontaminasi merupakan larutan lewat jenuh larutan
magnesium oksalat yang lewat jenuh masih dapat dipertahankan untuk tidak
mengendap dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya
pada pengendapan kalsium sebagai oksalat dari larutan yang mengandung
magnesium. Bila kalsium oksalat tidak segera disaring setelah pengendapan,
magnesium, oksalat terserap pada permukaan kalsium oksalat, maka ia tidak dapat
larut kembali. Sedangkan bila tanpa adanya kalsium, Pemisahan endapan oleh zat
lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan absorbs pada permukaan
partikel dan terperangkapnya (oklusi) zat asing selama proses pembentukan
Kristal dari partikel primernya. Adsorbs banyak terjadi pada endapan getin dan
sedikit pada pengendapan mikro Kristal, misalkan AgI pad aperak aetat dan
endapan BaSO4 pada alkali nitrat. Pengotoran dapat juga disebapkan oleh
postpresipitasi, yaitu pengendapan yang terjadi pada permukaan endapan
pertama. Hal ini terjadi pada zat yang sedikit larut kemudian membentuk larutan
lewat jenuh. Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya,
misal: pengendapan CaC2O4. Dengan adanya Mg.
MgC2O4 akan terbentuk bersama-sama dengan CaC2O4. Lebih lama waktu
kontak, maka lebih besar endapan yang terjadi.
Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua fenomena yang berbeda. Sebagai
contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya,maka kontaminasi bertambah
bertambah, sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. Kontaminasi bertambah
akibat pangadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada
kopresipitasi. Kemungkinan bertambahnya kontaminasi sangat besar pada
postpresipitasi dibanding pada kopresipitasi.
Keadaan Optimum untuk
pengendapan
Aturan-aturan umum
yang diikuti adalah sebagai berikut:
a) Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang
bertujuan untuk memperkecil kesalahan akibat
kopresipitasi.
b) Pereaksi
dicampurkan perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan yang tetap. Ini
berguna untuk pertumbuhan Kristal yang teratur. Untuk kesempurnaan
reaksi,pereaksi yang ditambahkan harus berlebih. Urutan-urutan pencampuran harus teratur dan sama.
c) Pengendapan
dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk stabil pada
temperature tinggi. Aturan ini tidak selalu benar untuk
bermacam endapan organic.
d) Endapan kristal biasanya
dibentuk dalam waktu yang lama dengan menggunakan pemanas uap untukmenghindari
adanya kopresipitasi.
e) Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
f) Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi
sebaiknya dilakukan pengendapan ulang.
Pengendapan dari
Larutan Homogen
Pada metode ini, Reagan dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia homogeny
dalam larutan. Endapanya berkerapatan tinggi dan dapat disaring; kopresipitasi
dikurangi ke nilai minimumnya. Beberapa contoh
pengendapan dari larutan homogen adalah:
1) Sulfat : Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat
dengan reaksi:

2) Hidroksida : pH dikendalikan secara
perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan reaksi berikut:

Sedangkan Al
diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam media asam suksinat, atau
Ba sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau Ni sebagai glioksim
ataupun Al sebagai oksinat.
3) Oksalat :
Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4
Thorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2
dengan adanya urea,misalnya:


4) Fospat :
Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan dari
trimetil atau trietil pospat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr
diendapkan sebagai Zr3(PO4)4 pada (CH3)3PO4
dalam media yang mengandung sulfat
Pemurnian Endapan
Tujuan mencuci endapan
adalahmenghilangkan kontaminasi pada permukaan. Komposisi larutan pencuci
tergantung pada kecenderungan terjadinya pepitisasi. Untuk pencucian
digunakan larutan elektrolit kuat, dan dia harus mengandung ion sejenis dengan
endapan untuk mengurangi kelarutan endapan. Larutan tersebut juga harus mudah menguap agar mudah
untuk menimbang endapanya. Garam ammonium dapat digunakan sebagai cairan
pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a) Larutan yang menegah terbentuknya koloid yang
mengakibatkan dapat lewat kertas saring, missal:penggunaan ammonium nitrat
untuk mencuci endapan feri hidroksida
b) Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan
(missal:alcohol).
c) Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam
lemah atau basa lemah
Setiap endapan harus dicuci sebelum diubah menjadi bentuk timbang. Tujuannya
untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang teradsorpsi pada permukaan endapan
maupun yang terbawa secara mekanik. Teknik pencucian yang baik :
1. Memasukkan cairan pencuci ke dalam penyaring sampai
sedikit di atas endapan, kemudian dibiarkan cairan melewati kertas saring
sampai habis. Setelah habis baru ditambah cairan untuk pencucian berikutnya.
Demikian sampai endapan bersih, dikerjakan berulang kali.
2. Dengan cara dekantasi
Endapan dan cairan
pencuci diaduk dan dibiarkan mengendap, setelah mengendap cairan dituang ke
dalam penyaring, endapan dibiarkan di dalam gelas piala, tambahkan lagi cairan
pencuci, diaduk, dibiarkan mengendap. Kemudian cairan di atas endapan dituang
ke dalam penyaring sampai habis. Pekerjaan ini diulang berkali-kali sampai
endapan bersih.
Kemudian yang
terakhir endapa dipindahkan secara kuantitatif ke dalam penyaring.
Untuk memperoleh bentuk timbang, endapan yang telah dimurnikan
dipanaskan/dipijar.
Pemanasan dapat
dilaksanakan dengan :
- Oven pengering (± 105° C) apabila hanya diperlukan untuk menghilangkan airnya saja.

- Oven pemijar bila diperlukan pemanasan dengan suhu tinggi. Akibatnya kadang-kadang adalah formula endapan sebelum dan sesudah pemijaran berbeda.
Contoh : Kalsium
gliserofosfat C3H7O6PCa, bila dipijar menjadi
kalsium pyrofosfat Ca2P2O7


Pemanasan/pemijaran dapat diulang-ulang sampai mencapai berat yang tetap dalam
penimbangan. Setelah pemanasan/pemijaran kemudian didinginkan hingga suhu kamar
dalam eksikator yang berisi bahan pengering yang masih aktif kemudian dilakukan
penimbangan.
Mencuci berulan-ulang
lebih efektif dibandingkan dengan sekali pencucian dengan volume total yang
sama
Pembakaran Endapan
Endapan mungkin
mengandung air akibat adsobrsi,oklusi,penyerapan dan hidrasi. Temperatur pembakaran ditentukan berdasarkan pada
sifat kimia zat. Pemanasan harus diteruskan sampai beratnya tetap dan seragam.
Berat dari abu kertas saring harus pula diperhitungkan.
Pembakaran Pereaksi
Organik pada Analisis Gravimetri
Pereaksi organic yang
digunakan pada analisis gravimetric dikenal sebagai endapan organik. Pemisahan
satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya dilakukan dengan menambahkan
pereaksi organik. Karena senyawa –senyawa organic tersebut mempunyai berat
molekul yang besar, maka dapat ditentukan sejumlah kecil ion dengan pembentukan
endapan daam jumlah yang besar. Endapan organic yang baik harus mempunyai sifak
spesifik. Endapan yang terbentuk oleh pereaksi organic, dikeringkan atau
dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya. Selektivitas (pemilihan optimum
reaksi tercapai dengan mengawasi variable-variabel seperti konsentrasi
pereaksi, pH larutan dan penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan
ion-ion asing. Pereaksi organic yang banyak digunakan adalah pereaksi pembentuk
kheat (endapan ). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua
posisi koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan
struktur cincin yang diseebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan seecara
kualitatif tentang kestabilan kompleks dan kesetimbangan endapan khelat
yang tidak bermuatan diperoleh dari penelaahan konstanta pembentukan senyawa
koordinasi yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan
Endapan organic
mempunyai tempat khusus dalam anlisis anorgaik sebab endapan yang tebentuk
biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti antara BaSO4 dan Ni(DMG)2
dimana DMG adalah dimetil gloksin. Senyawa organic diklasifikasikan sebagai
pembentuk kompleks khelat,pembentuk garam dan pembentuk lake. Dalam usaha untuk
membentuk khelat, ligan harus mempunyai atom Hyang dapat diganti dan electron
yang tidak berpasangan untuk membentuk koordinasi. Pereksi organic banyak
digunakan sebap bersifat selektif. Subsitusi pada atom C dapat bervariasi.
Selektivitas berarti kemampuan dari pereksi oerganik untuk bergabung dengan
satu atau dua logam untuk memisahkan dari zat lainnya. Efek sterik
(ruang)menentukan selektivitas dari pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat
mengendapkan Al
Perhitungan
Sebagai contoh, klorida dapat ditetapkan secara gravimetri setelah diendapkan
sebagai AgCl.

Pada reaksi di atas, satu ion klorida bereaksi secara kuantitatif dengan ion
perak membentuk satu molekul perak klorida. Oleh karena 1 mol ion perak dan 1
mol perak klorida masing-masing mengandung jumlah partikel yang sama (bilangan
avogadro : N = 6,02 x 1023) maka persamaan itu juga menyatakan bahwa
1 mol ion klorida bereaksi dengan 1 mol ion perak, menghasilkan 1 mol perak
klorida.
35,453 g ion klorida
+ 107,867 g ion perak 143,321 g AgCl. Dari hubungan
kuantitatif tersebut, maka jumlah perak atau klorida dapat dihitung bila
berat endapan perak klorida diketahui.
Contoh Soal :
1. Berapa gram Ag (107,87) terdapat dalam 100,0 g AgCl
(143,32) ?
Jawab :
1 mol AgCl mengandung
1 mol Ag
143,32 g AgCl
mengandung 107,868 g Ag
100 g AgCl mengandung
Ag = 107,87 x 100 g = 75,27 Ag
143,32
2. Berapa gram Na (22,99) terdapat dalam 50,0 g Na2SO4
(142,04) ?
Jawab :
1 mol Na2SO4
mengandung 2 mol Na
142,04 g Na2SO4
mengandung 2 x 22,99 g Na
50 g Na2SO4
mengandung Na = 2 x 22,99 x 50,0 g Na = 16,19 g
Na
142,04
3. Berapa gram BaCl (208,24) terdapat dalam larutan bila
diendapkan dengan AgNO3 diperoleh 1,3456 g endapan AgCl (143,32) ?
Jawab :

2 mol AgCl
berasal dari 1 mol BaCl2
2 x 143,32 g AgCl
berasal dari 208,24 g BaCl2
BaCl2
dalam larutan yang menghasilkan 1,3456 g AgCl
= 208,24 x 1,3456 g BaCl2
2 x 143,32
= 0,9776 g BaCl2
METODE EVOLUSI
Metode evolusi didasarkan atas
penguapan komponen zat uji dengan cara pemanasan. Berarti komponen yang menguap
adalah perbedaan dari berat penimbangan zat uji sebelum dan sesudah penguapan.
Cara yang sederhana ini sering digunakan untuk penetapan kadar air dari zat uji
dengan pemanasan pada 105° C sampai 110° C, dan penetapan CO2 dengan
pemijaran pada suhu yang lebih tinggi.
Misalnya, susut pengeringan natrium klorida ditetapkan dengan mengeringkan
sejumlah zat uji dalam oven pada 105° C hingga diperoleh bobot tetap. Kadar abu
suatu simplisia ditetapkan dengan meng abukan zat uji dalam tanur listrik
(mufflefurnance) hingga bobot tetap.
Dengan metode evolusi juga dimungkinkan untuk menyerap komponen yang menguap (H2O
atau CO2) menggunakan penyerap yang cocok. Berat dari komponen yang
mnguap adalah pertambahan berat dari penyerap.
Faktor Gravimetri
Dalam prosedur gravimetri, hasil pemanasan/pemijaran ditimbang dan dari harga
ini berat komponen yang ditetapkan dapat dihitung :
Persentase komponen
yang ditetapkan adalah :

Untuk memperoleh
berat komponen yang ditetapkan dipergunakan faktor gravimetri.
Faktor gravimetri adalah perbandingan jumlah berat mol komponen yang ditetapkan
terhadap berat mol endapan.
Contoh
: Faktor gravimetri untuk Ag dalam endapan AgCl adalah:

Beberapa Contoh
Faktor Gravimetri
Bahan yang
ditimbang
|
Komponen yang
dicari
(analit)
|
Faktor Gravimetri
|
Nilai
|
AgCl
|
Ag
|
![]() |
0,7527
|
AgCl
|
Cl
|
![]() |
0,2474
|
BaSO4
|
Ba
|
![]() |
0,5885
|
BaSO4
|
SO4
|
![]() |
0,4115
|
Fe2O3
|
Fe
|
![]() |
0,6994
|
Fe2O3
|
FeO
|
![]() |
0,8998
|
Mg2P2O7
|
MgO
|
![]() |
0,3623
|
Mg2P2O7
|
P2O5
|
![]() |
0,6337
|
Contoh Soal :
Suatu campuran NaCl (58,44) dan Na2SO4 akan ditetapkan
kadar NaCl nya dengan pengendapan menggunakan AgNO3. Bila dari
0,9532 g campuran diperoleh 0,7033 g endapan AgCl (143,32). Berapa % NaCl terdapat
dalam campuran tersebut ?
Jawab
:




METODE PENYARINGAN
Dengan cara ini komponen zat uji disaring dengan pelarut spesifik. Sari yang
diperoleh kemudian diuapkan hingga bobot tetap. Cara ini cocok apabila teknik
isolasi sederhana, konsentrasi zat aktif cukup tinggi dan zat aktif yang
diperoleh harus murni atau mdah dimurnikan. Contoh penetapan dengan cara ini
antara lain penetapan alkaloid atau zat aktif dari sediaan farmasi
preparat galenik, misalnya penetapan kadar Colchicine, Luminal, Natrium.
METODE
ELEKTROGRAVIMETRIK
Metoda ini didasarkan atas pelapisan zat pada sebuah elektroda melalui proses
elektrolisa. Berat lapisan yang merupakan komponen zat uji yang ditetapkan
adalah selisih dari penimbangan elektroda (kering) sebelum dan setelah
elektrolisa.
Dari keempat metode tersebut di atas, metode pengendapan merupakan metode yang
paling banyak dipakai.
Kriteria untuk
Pemilihan Pereaksi Organik
Berbagai hal harus
diperhitungkan dalam memilih pereaksi organic untuk pembentukan khelat. Zat
tersebut harus selektif, misalnya penggunaan dimetilglioksim atau 1-nitroso-2-naftol
untuk pengendapan Ni atau Co, cupferron untuk besi ,asam kuinaldat untuk Cu,
asam mandelat untuk Z,atau N-fenil N-benzoilhidroksilamin untuk logam niobium
dan antalum. Karena endapan organic tidak terionisasi, endapan tersebut tidak
mengandung pengotor kopresipiasi dan endapan ionik lainnya , seperti Mg
oksin ,Mg(OX)2 tidak mengandung kopresesipitasi Na,K seperti pada endapan
Mg(NH4)PO4 dan Mg2P2O7.sedikit logam menghasilkan banyak sekali endapan
,seperti Cu-asam kuinaldat, hanya mengandung 14,94% Cu. Karenaitu
endapannya ringan dan besar serta dapat dikerjakan pada tingkat mikrodan semi
–mikro. Pereaksi organic dapat dimodifikasi dengan menambahkan rantai atau
cincin aromatic.
Cupferron(l) dan
neocupferron (ll) adalah contohnya. Endapan dapat dilarutkan dalam
suasana asam dan reagen yang dibebaskan dapat dititrasi dengan titrasi
redoks, misalkan logam-logamoksin dilarutkan dalam asam seperti H2SO4 kemudian
dilakukan titrasi dengan larutan KBrO3 Beberpa pereaksi membentuk kompleks
berwarna yang mudah dilihat denganuji bercak dan juga bermanfaatpada analisis
kalorimeter . Karena sifat ikatan kovalen pada komleks logam dengan pereaksi
organic sangt kuat ,maka kompleks tersebut mudah larut dalam pelarut
nonpolar. Teknik ini digunakan pada pereaksi pelarut tersebut. Seperti kompleks
Fe (lll) cupferron yang larut dalam eter, sehingga dapat dapat dipisahkan dari
logam –logam lainnya. Khelat umumnya anhidrat sehingga endapan mudah
dikeringkan. Ini dipercepat dengan mencuci endapan dengan alcohol , bukan
dengan aseton karena endapan tersebut akan larut di dalamnya. Khelat tersebut
dapat dikeringkan pada temperature (105-110) C , karena sifat hidrofobinya.
Kecilnya kelarutan dari pereaksi dalam air merupakan hal yang merugikan, oleh
karena itu alcohol atau asam asetat (CH3COOH) digunakan sebagai pelarut, tetapi
akibatnya kita tidak dapat mengetahui berapa jauh pereaksi harus ditambahkan
hingga berlebih. Hal lain adalah sulitnya mendapatkan pereaksi organik yang
murni. Isomerasi keto-enol dapat menyebapkan kesalahan dalam analisis
kalorimeter kecuali bila kondisi secara seksama dikendalikan, misalny
dengan penambahan dithozone .
Beberapa Endapan
Organik yang Penting
Beberapa pereaksi
organic yang sering digunakan pada analisis grafimetri, misalnya :
(I)
Dimetilglikosim untuk nikel.pereaksi berlebih harus
dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan pereaksi nya sendiri. Sitrat dan tartarat digunakan sebagai pereaksi pelindung
(II)
Cupferron untuk Fe(lll)dan Cu. Hal
ini bermanfaat dalam kondisi asam ,larutan dingin dan endapannya dibakar
kemudian ditimbang
(III) Pereaksi 8-hidroksikuinolin(untukMg) adalah ditambahkan pada keadaan
(suasana )dingin dan endapannya dicuci dengan air hangat. Endapan kemudian
dilarutkan dalam asam dan dititrasi.
(IV) Pereaksi salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat
digunakan sebagai masking agent. Komleks tersebut larut dalam alcohol tetapi
tidak stabil jika lebih dari 73 hari ditimbang sebagai Cu-salisildioksim
(V) 1-nitroso-2-naftol(untuklogam Co) digunakan pada
keadaan asam. Kompleks tersebut dibakar dan ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksina dibua dalam asam asetat glasial dan air destilasi
(VI) Asam kuinaldat(untuk Cu). Metode ini
sensitive dengan menggunakan pereaksi pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15%Cu.
(VII) Asam
mandelat digunakan (untuk Zr). Endapan dibakar dan
oksidanya ditimbang
(VIII) Asam
antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu) biasanya sering digunakan
garam natrium.
PENENTUAN KALIUM
Kalium (K) dapat
ditentukan secara gravimetri dengan cara mengendapkannya menggunakan natrium
tetra fenil boron, (NaB(C6H5)4) sebagai
pereaksi pengendap.
Endapan yang
terbentuk berupa kalium tetra fenil boron, KB(C6H5)4,
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton.

Endapan dapat
terbentuk dalam suasana yang sangat dingin dan sangat asam.
Tujuan :
-
Penentuan kadar K dalam air laut secara gravimetri
dengan pereaksi pengendap natrium tetra fenil boron NaB(C6H5)4.
Cara Kerja :
- Pipet 25,00 mL sampel air laut kedalam labu erlenmeyer 100 mL.
- Tambahkan 3,0 mL HCl pekat
- Ditaruh didalam ice-water bath selama 10 menit.
- Sekitar 10 mL larutan NaB(C6H5)4 1% dingin ditambahkan kedalam larutan diatas.
- Kocok sehingga merata sambil menutup erlenmeyer.
- Taruh kembali dalam ice-water bath beberapa menit.
- Endapan yang terbentuk disaring dengan sintered-glass crucible porosity no.4 (yang telah ditimbang). Sisa endapan dan larutan yang ada pada erlenmeyer dicuci beberapa kali dengan air dingin dan dituangkan melalui crucible.
- Crucible yang berisi endapan dikeringkan dalam oven dengan suhu 1200C sampai mencapai berat konstan.
- Endapan yang terbentuk dapat dihitung
- Percobaan ini dilakukan 3 kali
- Hitung kadar kalium (K) dalam sampel tersebut.
Faktor konversi : 1
gram endapan = 0,1091 gram K.
![]() |
|||
![]() |
|||
PENENTUAN KLORIDA
Prinsip :
-
Ion klorida dalam larutan diendapkan dari larutan asam
sebagai perak klorida (AgCl).
-

Endapan yang
terbentuk mula – mula berbentuk koloid tetapi kemudian akan menggumpal
membentuk agregat. Endapan yang terbentuk mudah tersebut dicuci dan disaring.
Sebagai pencuci digunakan larutan asam nitrat (HNO3) encer. Air
tidak dapat digunakan sebagai pencuci.
Perak klorida yang
terbentuk disaring melalui sintered-glass crucible, bukan dengan kertas
saring karena AgCl mudah direduksi menjadi Ag bebas oleh karbon dalam kertas
saring selama pembakaran kertas saring.
Tujuan :
-
Menetapkan kadar klorida dalam suatu sampel dengan
cara mengendapkan ion khlorida yang ada dalam sampel menggunakan perak nitrat
(AgNO3).
Cara kerja :
- Dapatkan sampel yang mengandung ion klorida yang larut dan keringkan dalam oven sekitar 1 jam dengan suhu 1100C.
- Dinginkan dalam desikator
- Timbang sekitar 0,4 – 0,7 gram sampel tersebut di dalam gelas kimia 400 mL.
- Tambahkan 150 mL aquades bebas khlorida dan 0,5 mL (10 tetes) asam nitrat (HNO3) pekat.
- Aduk sampai merata dengan batang pengaduk dan tinggalkan batang pengaduk pada beaker glass.
- Anggap sampel tersebut adalah NaCl murni dan hitung milimol AgNO3 yang dibutuhkan untuk mengendapkan.
- Tambahkan larutan AgNO3 tersebut secara perlahan- lahan sambil diaduk dan lebihkan 10% penambahan larutan AgNO3.
- Panaskan gelas kimia yang berisi larutan, sampai hampir mendidih sambil diaduk terus menerus. Hindarkan beaker dari sinar matahari langsung.
- Tambahkan satu dua tetes larutan AgNO3 untuk mengetahui apakah semua khlorida dalam sampel telah diendapkan atau belum. Bila dengan penambahan larutan menjadi keruh, tambahkan lagi AgNO3 dan panaskan kembali. Dan perlu diperiksa kembali dengan penambahan satu-dua tetes larutan AgNO3. Dinginkan larutan dan tutup dengan kaca arloji sekitar satu jam.
Penyaringan dan Penimbangan
- Tempatkan sintered – glass crucible (yang telah ditimbang) pada perlengkapan penghisap.
- Tuangkan larutan sampel yang telah diendapkan ion kloridanya ke crucible.
- Cuci endapan dengan larutan HNO3 encer (0,6 mL HNO3 pekat dalam 200 mL), juga sisa yang ada dalam beaker glass beberapa kali.
- Keringkan endapan didalam oven selama 2 jam dengan suhu 1100C.
- Dinginkan dalam desikator
- Timbang endapan yang telah dingin
- Hitung
kadar khlorida dalam sampel menggunakan BA Cl = 35,45 dan Mr AgCl
Peranan analisis
Gravimetrik dalam kimia analitik modern
Mahasiswa mungkin telah mendengar bahwa metode
instrumen telah menggeser teknik-teknik gravimetrik namun bahwa
analisis gravimetrik masih sangat penting dalam bidang kimia anlitik karena
teknik gravimetrik dapat benar-benar lebih cepat dan lebih
tepat daripada suatu metode instrumen yang memerlukan kalibrasi atau
standarisasi yang ekstensif.Umumnya instrumen hanya memberikan pengukuran
relatif dan harus dikalibrasi berdasarkan suatu metode gravimetrik atau
titrimetrik yang klasik. Dalam peyediaan standart diperlukan untuk
mengecek penampilan penampilan suatu metode eksperimen, teknik gravimetrik
memberikan pendekatan yang langsung dan relattif sederhana .
Kesalahan (error) dalam metode analisis
gravimetri.
Analisis
gravimetri merupakan analisis dimana sampel dilarutkan ke dalam akuades.
Kemudian analit diubah menjadi bentuk endapan yang dapat dipisahkan dan
ditimbang. Endapan terbentuk terutama untuk analit-analit yang dalam bentuk
garamnya adalah garam sukar larut. Dengan demikian sebagian besar garam analit
tersebut akan mengendap. Namun demikian ada sejumlah sedikit analit yang tidak
terendapkan dan masih dalam bentuk ionnya yang terlarut dalam larutan
akuades.Bamyaknya ion yang terlarut dalam larutan tergantung dari besarnya
konstanta hasil kali kelarutan (Ksp).
Sebagai contoh dalam analisis kadar
klor dalam suatu sampel padatan. Klor akan dianalisis dengan metode gravimetri
dalam bentuk endapan perak klorida (AgCl). Harga konstanta hasil kali kelarutan perak klorida, Ksp AgCl = 1,8 x 10−10.
Maka
banyaknya klor yang tidak terendapkan dalam satu liter larutan adalah:
Reaksi pelarutan AgCl adalah
Ag Cl (s) Ag+ (aq) + Cl−
(aq)
Kelarutan AgCl dihitung adalah
Ksp AgCl = [Ag+] x [Cl−],
karena dalam larutan [Ag+] = [Cl−] maka,
1,8 x 10−10 = [Cl−]2
[Cl−] = 1,34 x 10−5
mol/L
Cl = 1,34 x 10−5 mol/L x
35,5 g / mol
Cl = 4,8 x 10−4 g/L =
0,48 mg/L
Jadi, dalam satu liter larutan akan
ada klor sebanyak 0,48 mg yang tidak terendapkan.
Untuk meminimalkan kesalahan ini
dapat dilakukan dengan cara menambahkan ion perak (Ag+) secara
berlebih di dalam larutan. Sesuai dengan hukum ion sejenis maka reaksi
keseimbangan akan bergeser ke arah pembentukan endapan.
Daftar Pustaka
J.F.FLAGS- ORGANIC REAGEN used in
gravimetry and volumetric analyisis (1994)
Khopkar S.M. 1990.
Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Darusman L K.
2001. Diktat Kimia Analitik 1 jilid 1. Bogor: Departemen Kimia FMIPA-IPB.
(Day and Underwood, 2002). Kimia analitik
kuantum