MAKALAH DESTILASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi fase
cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap
membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik
didih cairan tersebut semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan
tersebut. Cairan yang memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk
mendidih.
Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah
satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang
paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap
tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan)
sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.
Destilasi umumnya bisa diaplikasi bila zat yang akan dipisahkan memiliki
perbedaan yang jauh. Pengguaan batu didih adalah untuk menghilangkan gelembung
pada saat pemanasan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
pemisahan campuran
2.
pembagian pembagian destilasi
3.
macam macam destilasi
4.
defenisi
1.2
Tujuan
Mahasiswa(i)
dapat mengetahui:
1.pengertian
pemisahan campuran
2.macam
macam destilasi
3.pembagian
pembagian destilasi
4.penemu
pertama destilasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemisahan campuran
Pemisahan
campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang tekandung
didalamya. Jika komponen penyusun campuran berwujud padat dan cair misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan ada bermacam-macam
jenisnya, mulai yang berpori besar sampai dengan yang sangat halus. Contohnya
kertas saring dan selaput (membran) semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan endapan dari pelarut (larutan). Selaput semipemeabel dipakai untuk
memisahkan suatu koloid dari pelarutnya
Salah satu pemisahan campuran ialah
distilasi. Distilasi merupakan pemisahan campuran yang didasarkan oleh
perbedaan titik didih. Dalam mempelajari distilasi, kita harus lebih mengenal
tentang tekanan uap, titik didih, larutan lewat panas dan bumping dan diagram
tekanan uap campuran dua macam zat cair.
Gambar 1. Alat Destilasi Sederhana
Gambar di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut destilator. Yang
terdiri dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu
penampung destilat. Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama
proses destilasi berlangsung.
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik
didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang akan didestilasi.
Steel head
berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin (
kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi sebagai
steel head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang
berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin
yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya
adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air
sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna.
Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi
tergantung pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun
mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.
Pemisahan
senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam
campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap
cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer.
Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap
yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih rendah
daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika
campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau
komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan
di dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi
senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih
lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan
mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.
Salah satu pemisahan campuran ialah
distilasi. Distilasi merupakan pemisahan campuran yang didasarkan oleh
perbedaan titik didih. Dalam mempelajari distilasi, kita harus lebih mengenal
tentang tekanan uap, titik didih, larutan lewat panas dan bumping dan diagram
tekanan uap campuran dua macam zat cair
1. Tekanan Uap
Tekanan Uap adalah suatu cairan
yang ditambahkan oleh zat lain maka akan berubah. Hal tersebut dijelaskan pada
hukum Raoult, yaitu:
PA=XAPoA
PA=
Tekanan uap Larutan
XA=
Fraksi mol pelarut
PoA=
Tekanan uap pelarut
2. Titik Didih
Titik didih adalah suhu dimana uap
cairan sama dengan tekanan luar, sehingga di dalam seluruh zat cair terjadi
kecenderungan untuk berubah dari fasa cair kefasa uap. Titik didih normal ialah
titik didih zat cair yang di ukur pada tekanan udara 1 atm. Titik didih cairan
murni berbeda dengan titik didih campuran, yang oleh Raoult di buatkan koreksi:
Δt
= Kd . m
Δt
= Kenaikan titik didih
Kd=
Konstanta kenaikan titik didih yang bergantung pada pelarutnya
m
= molalitas zat terlarut
3. Larutan Lewat Panas dan “Bumping”
Pada proses mendidih, mula – mula
akan terjadi gelembung uap yang kecil, gelembung ini merupakan “benih” untuk
terjadi gelembung uap yang lebih besar.. Kemudian naik ke permukaan
cairan dan lepas keluar dari cairan sehingga terbentuk uap. Jika proses
pembentukan gelembung teratur maka akan terjadi pendidihan yang teratur dan
merata diseluruh bagian zat cair. namun jika pembentukan “benih” terhambat,
maka ketika zat cair dipanaskan suhu akan meningkat dengan cepat melampaui
titik didihnya dan benih gelembung belum terjadi, suatu saat jika terbentuk
gelembung uap maka gelembung ini akan memiliki tekanan yang sangat besar, maka
dengan cepat gelembung tadi membesar, naik ke permukaan dan pecah dengan kuat.
Peristiwa ini menyebabkan pendidihan yang tidak teratur dimana cairan ikut
memercik dengan kuat karena pecahnya gelembung tersebut. Keadaan ini disebut
“Bumping”
Untuk menghindari hal tersebut maka
perlu ditambahkan zat anti bumping. zat anti bumping ini ialah batu didih.
4. Diagram Tekanan Uap Campuran 2 Macam Zat Cair
Menurut hukum Raoult tekanan uap
suatu senyawa sebanding dengan jumlah mol senyawa yang terdapat dalam campuran.
misalnya saja ada senyawa A dan B
untuk
tekanan parsial A :
PA=XAPoA
PA=
Tekanan uap Larutan
XA=
Fraksi mol pelarut
PoA=
Tekanan uap pelarut
Sedangkan
yang B :
PB=XBPoB
PB=
Tekanan uap Larutan
XB=
Fraksi mol pelarut
PoB=
Tekanan uap pelarut
lalu
kita akan membuat pula fraksi mol uap yang dirumuskan
XuA
= Pa/(Pa+Pb)
untuk
XuB sebaliknya
persamaan persamaan tersebutlah
yang digunakan untuk membuat kurva tekanan uap campuran dua zat cair yang ideal.
Ada
beberapa yang lazim digunakan untuk memisahkan dan memurnikan campuran dari
pengotornya antara lain : ekstraksi, kristalisasi dan rekristalisasi,
kromatografi, destilasi.
A. Ekstraksi
Cara ini
banyak digunakan dalam pemisahan dan didasarkan pada kelarutan suatu zat dalam
suatu zat pelarut dibandingkan dengan pelarut yang lain . Kedalam suatu
campuran ditambahkan pelarut yang mempunyai kemampuan melarutkan lebih besar
dalam melarutkan senyawa yang dinginkan , tetapi pelarut ini tidak bercampur
dengan pelarut sebelumnya .
Factor-faktor
yang mempengaruhi laju ekstraksi antara lain: tipe persiapan sampel, waktu
ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut.
Ekstraksi
dapat dilakukan berulang-ulang untuk kesempurnaan ekstraksi. Kemudian pelarut
yang bersangkutan dipisahkan dengan destilasi. Ekstraksi dapat dilakukan
terhadap zat padat maupun zat cair.
B. Kristalisasi dan Rekristalisasi
Kristalisasi
merupakan proses untuk mmperoleh padatan dari larutannya melalui proses
penguapan . Untuk lebih memurnikan padatan yang diperoleh dapat dilakukan
rekristalisasi dengan menggunakan pelarut yang sesuai .
Teknik
pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponenya .
Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya komponen yang dipisahkan berwujud
padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar . Contohnya garam dapat dipisahkan
dari air karena garam merupaan padatan . Air garam bila dipanaskan perlahan
dalam bejana terbuka , maka air akan menguap sedikit . Pemanasan dihentikan
saat larutan tepat jenuh .Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam
secara perlahan-lahan.
C. Kromatografi
Kromatografi
merupakan cara paling modern dalam pemisahan dan pemurnian . Cara ini didasarkan
pada perbedaan kemampuan fase gerak untuk mmbawa zat larut dalam fase diam .
Tiap-tiap zat larut mempunyai laju yang berbeda dalam fase diam terhadap fase
gerak yang sama.
Pada
kromatografi, komponen-komponenya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu
fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan
fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan
pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase
gerak akan bergerak lebih cepat.
Berdasarkan
jenisnya kromatografi dapat dibagi menjadi empat cara, yaitu kromatografi
kolom, kertas, lempeng tipis, dan gas. Kromatografi kolom adalah kromatografi
yang adsorbennya dimasukkan kedalam tabung kaca. Adsorben tersebut berupa padatan
dalam bentuk tepung. Setelah pemisahan, masing-masing komponen terdapat di
daerah tertentu dalam tabung. Kromatografi kertas adalah jenis kromatografi
yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat cair sebagai eluennya.
Campuran komponen diteteskan pada kertas kromatografi dengan pipet kecil
kemudian kertas terus dicelupkan dengan hati-hati, sampai garis yang dibuat
sebelumya tidak terbenam. Kertas digantung supaya stabil dan dibiarkan agar
eluennya naik perlahan sambil membawa komponen yang terdapat pada kertas.
Akhirnya akan terlihat komponen yang terpisah satu sama lain karena perbedaan
daya serap kertas.
D. Destilasi
Destilasi
adalah proses memisahkan dua atau lebih komponen cairan yang mempunyai titik
didih berbeda . Cara ini didasarkan pada perbedaan titik didih
komponen-komponennya,dimana komponen yang mempunyai titik didih lebih rendah
akan terpisah lebih dahulu. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi
komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Jika campuran dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap atau terpisah lebih
dahulu . Misalnya untuk memisahkan dan memurnikan etanol dari air digunakan
destilasi, dimana etanol mempunyai titik didih 780C akan menguap dam
mengembun setelah mengalami pendinginan.
2.2 Pembagian destilasi
1. Pembagian Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi
menjadi dua, yaitu :


2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi
menjadi tiga, yaitu :



3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi
dua, yaitu :


4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua,
yaitu :


2.3 Macam macam
destilasi
1. Destilasi sederhana
destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat
cair yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat
atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut
melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya
tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau
minyak.
Destilasi
sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang
digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas,
termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor,
penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
2. Destilasi bertingkat
(fraksionasi)
Destilasi
bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan
titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian
ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses
pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang
titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang
akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk
memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya
memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada
proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu
destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda.
Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang
titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya
rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki
titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang
lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik
didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih
murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
3. Destilasi azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua atau
lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan
tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada
komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui
distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan
memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering
disebut juga constant boiling mixture karena komposisinya yang
senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan ilustrasi berikut :
Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada
kondisi sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya
dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian
didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan,
didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik
azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu
tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara
kurva saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal
putus-putus Etanol dan air membentuk azeotrop pada komposisi 95.6%-massa etanol
pada keadaan standar.
4.Destilasi
vakum(destilasi tekanan rendah)
Destilasi
ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada pemansan
yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan
menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap
dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.
5. Refluks/ destrusi
Refluks/destruksi
ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau pada prinsipnya agak
berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan
tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi-
reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan
tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil
reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan
pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
Fungsi
refluks, adalah memperbesar L/V di enriching section, sehingga mengurangi
jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk product quality yang ditentukan,
atau, dengan jumlah stage yang sama, akan menghasilkan product quality yang
lebih baik dengan menggandakan kontak kembali antara cairan dan uap agar panas
yang digunakan efisien. Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam-macam
destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat
reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada.
Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka campuran
reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan
baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya
dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan
secara refluks.
6. Destilasi uap
Untuk
memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya
cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat
cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan
(rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara
destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi
dengan destilasi uap.
Destilasi
uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air
dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke
dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada
temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk
destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan
labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap).
Uap air
yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan,
dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih
suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.
2.4 Definisi
Distilasi atau penyulingan
adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan
perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Distilasi pertama kali ditemukan
oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya
dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan
(721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir
menyebutkan tentang uap anggur
yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia
yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan
diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi
(801-873).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor.
Didalam kondensor akan terjadi proses perubahan fasa, uap akan berubah menjadi
fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat.
Pada
dasarnya hampir semua campuran dapat dipisahkan. Metode pemisahan campuran yang
dapat dijadikan dasar pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika dari
partikel-partikel penyusun campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat dijadikan
dasar pemisahan campuran adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan
kelarutan. Dalam pemisahan campuran, terdapat beberapa jenis proses, yaitu
melalui Filtrasi, Kristalisasi, Destilasi, Sublimasi, Kromatografi, dan
Ekstrasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar