8 Oktober 2013

laporan praktikum bakteriologi 1

Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu
Escherichia coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Anonim, 2002).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator.Kelompok Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hadioetomo, 1993).Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham(Sutedjo, 1991).
Anonim.2002. Bakteri Indikator Keamanan Air Minum.
http://www.kompaskcm.htm. Diakses tanggal 3 April 2007.
Djide, M. Natsir. 2003. Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi UNHAS, Makassar.
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat kp.dan uji pelengkap.Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Penn, 1991).
Inoculating (inokulasi) dengan jarum ose :
Ø Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai berpijar merah.
Ø Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan ketiga jari tengah, manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk dan ibu jari memegang  jarum ose.
Ø Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api.
Ø Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan di dekat pembakar bunsen.
Ø Bakar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum ose jangan dibakar kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan.
Ø Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan cara yang sama dengan cara kedua dan bakar bibirnya dengan cara yang sama dengan cara ketiga diatas.
Ø Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung tadi sebagaimana cara keempat.
Ø Bakar bibir tabung reaksi dan tutup sebagaimana cara ketiga.
Ø Bakar kembali jarum ose sebagaimana cara kesatu.
Enterobactericeae merupakan kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada system usus manusia dan binatang.Keluarga Enterobactericeae meliputi banyak jenis (escherichia, salmonella, shigella, enterobacter, klebsiella, serratia, proteus, dan lainnya). Enterobactericeae bersifat fakultatif anaerob atau aerob yang dapat memfermentasikan karbohidrat, dan bakteri ini dapat disebut Coliform (Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s, 2001).Golongan bakteri Coliform merupakan jasad indikator didalam air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya, yang mempunyai persamaan sifat: Gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37oC dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam (suriawiria, 1996). Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas, biasanya tidak patogenik.Anggota lain kelompok Coliform ialah Klebsiella pneumoniae, yang tersebar luas dialam, terdapat dalam tanah, padi-padian, dan dalam saluran pencernaan manusia dan hewan.Enterobacter aerogenes adalah sejenis bakteri Coliform yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia dan hewan, juga terdapat dalam tanah dan air. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35-37oC. Kelompok Coliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota-anggota genus Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang mempunyai spesies-spesies enteric patogenik. Namun, ada perbedaan biokimiawi utama yang nyata yaitu bahwa Coliform dapat memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktosa (Pelczar & Chan, 1988).Jadi Coliform dapat didefinisikan sebagai golongan bakteri dengan ciri gram negatif, aerob dan anaerob fakultatif, memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas pada pengeraman 35-37oC selama 24-48 jam. Spesies yang termasuk golongan Coliform antara lain Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, danKlebsiella pneumonia.
Air Sumur Gali
Berdasarkan sumber dan klasifikasi air, air sumur gali dapat didefenisikan sebagai air tanah dengan kemungkinan tercemar yang sedikit dan hanya perlu didesinfeksi atau dimasak sebelum dikonsumsi sebagai air minum.Adapun syarat umum sumur yaitu:
Ø Sumur harus mempunyai jarak minimal 10 meter untuk tanah berpasir, minimal 15 meter untuk tanah liat, dan untuk bebatuan minimal 7,5 meter dari sumber pencemar terutama dari septik tank.
Ø Sumur harus mempunyai kedalaman minimal 4 meter.dan bibir dengan ketinggian minimal 70 cm dari permukaan tanah.
Ø Dinding sumur harus diplester dengan kedap air sedalam minimal 4 meter dan lantai ukuran minimal 150 cmx150 cm.
Ø Mempunyai saluran pembuangan sepanjang minimal 20 meter (Daud.A, 2001).
MPN (Most Probable Number) atau JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat) suatu metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah perkiraan dari bakteri golongan Coliform. Metode MPN biasa juga disebut dengan metode tabung ganda, karena menggunakan tabung dengan jumlah/formasi tertentu yang berisi kaldu laktosa dan tabung durham untuk memperlihatkan fermentasi terhadap laktosa serta pembentukan gas. Pelaksanaan analisa dilakukan berdasarkan metode standar dari APHA (American Public Health Association), yaitu untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform digunakan tabel Hopkins, yang lebih dikenal dengan tabel MPN atau tabel JPT. Tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri Coliform dalam 100 ml air (Suriawiria, 1996).
Pemeriksaan MPN Coliform terdiri dari tiga tahap, yaitu (Depkes RI, 1991):
Ø Tes perkiraan (presumptive test)
Suatu seri media laktosa broth (LB) ditambah dengan volume air yang bebeda jumlahnya dalam seri desimal atau pengenceran 10X.misalnya:
 5 tabung pertama masing-masing ditambah dengan 10 ml air
 5 tabung kedua masing-masing ditambah dengan 1 ml air
 5 tabung ketiga masing-masing ditambah dengan 0,1 ml air
dieramkan pada suhu 37oC selama 2 X 24 jam. Bakteri golongan Coliform akan memfermentasikan media laktosa dengan petunjuk kekeruhan dan pembentukan gas dalam tabung durham (tabung kecil) yang dipasang terbalik didalam media laktosa.
Ø 2. Tes penegasan (Confermed test)
Disini dipakai media BGLB (Brilliant Green Laktosa Broth) yang jumlahnya sesuai dengan jumlah tabung media laktosa broth (LB) yang menunjukkan reaksi positif. Dari masing-masing tabung media laktosa yang postif diambil satu ose , kemudian diinokulasikan dalam masing-masing media BGLB yang disediakan sesuai dengan deretannya, misalnya: dari LB 5.5.5 yang positif ada 5.4.1, kemudian diinokulasikan pada BGLB dan dieramkan pada suhu 37oC selama 2 X 24 jam. Tabung BGLB yang positif yaitu yang menunjukkan adanya kekeruhan dan gas pada tabung durham, dicatat dan dicocokkan dengan tabel MPN. Misalnya:
 Dari 5 tabung yang positif tes perkiraan, 4 positif tes penegasan
 Dari 4 tabung yang positif tes perkiraan, 2 positif tes penegasan
 Dari 1 tabung yang positif tes perkiraan, 0 positif tes penegasan
Maka angka 4.2.0 yang dicatat dan dicocokkan pada tabel MPN untuk mendapatkan nilai MPN-nya.Pada tabel dengan 15 tabung, 4.2.0 memberikan nilai MPN 22 /100 ml air.
Ø 3. Tes lengkap (Completed test)
Disini digunakan media agar EMB (Eosin Methylen Blue) atau Endo agar.Semua tabung yang menunjukkan hasil positif pada BGLB diinokulasikan pada EMB Agar, dieramkan pada suhu 37oC selama 2 X 24 jam. Koloni khas pada EMB Agar yaitu warna hijau metalik dilanjutkan kepada tes IMViC untuk membuktikan apakah spesies Escherichi coli atau bukan.Pada pemeriksaan kualitas air digunakan berbagai macam ragam tabung yang berisi kaldu laktosa, tergantung dari tingkat kerapatan bakteri yang ada pada air tersebut. Untuk air yang sudah diolah digunakan ragam 5.1.1, untuk air yang belum diolah digunakan 5.5.5, untuk air badan air dan air limbah juga digunakan 5.5.5 tetapi sebelumnya contoh air diencerkan terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat (Depkes, 1993).
Tabel 2.1 Tabel MPN atau Tabel Hopkins (Depkes RI, 1993).
Volume
Nilai MPN/100 ml
Volume
Nilai MPN/100 ml
10 ml
1 ml
0,1 ml
10 ml
1 ml
0,1 ml
0
0
0
0
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
0
0
1
2
0
0
1
1
2
0
0
1
1
2
3
0
0
1
1
2
2
0
0
1
1
1
2
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
2
0
<2
2
2
4
2
4
4
6
6
5
7
7
9
9
12
8
11
11
14
14
17
13
17
17
21
26
22
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
3
3
4
0
0
0
1
1
1
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
1
0
1
0
0
1
2
0
1
2
0
1
2
0
1
2
3
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
5
26
27
33
34
23
31
43
33
46
63
49
70
94
79
110
140
180
130
170
220
280
350
240
350
540
920
1600
>2400
Bahan penelitian yang digunakan adalah:
1.    Air yang mempunyai nilai MPN Coliform
2.    Media;(Laktosa Broth (LB) dan Brilliant Green Laktosa Broth (BGLB))
3.    Bahan lain:(Alkohol 70%. Dan Spiritus dan Aquadest).
Untuk sampel air sumur gali (air bersih) digunakan ragam: 5 .5.5
1.Tes perkiraan (presumptive test)
Siapkan tabung-tabung media laktosa yang diperlukan dalam tes perkiraan yaitu:
5 tabung yang berisi 5 ml media LB dengan kepekatan 3x (triple)
5 tabung yang berisi 10 ml media LB dengan kepekatan 1x (single)
5 tabung yang berisi 10 ml media LB dengan kepekatan 1x (single)
Dengan pipet steril, dimasukkan sampel air secara aseptis kedalam tabung-tabung dengan volume sebagai berikut:
5 tabung deret pertama diisi masing-masing dengan 10 ml sampel air
5 tabung deretan kedua diisi masing-masing dengan 1 ml sampel air
5 tabung deret ketiga diisi masing-masing dengan 0,1 ml sampel air Kocok dengan hati-hati sampai tercampur dengan baik, masukkan dalam inkubator 37oC lalu eramkan selama 24 – 48 jam, amati pertumbuhan dan pembentukan gas setiap 24 jam, semua tabung yang menunjukkan peragian laktosa positif dalam waktu 24 – 48 jam dinyatakan sebagai tes perkiraan positif dan dilanjutkan tes penegasan, bila dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas, tes perkiraan dinyatakan negatif, dan tidak dilanjutkan ke tes penegasan.
2.Tes penegasan (confermed test).
Tabung LB positif diinokulasikan ke tabung BGLB, kemudian dimasukkan dalam inkubator 37oC lalu eramkan selama 24 – 48 jam, diamati pertumbuhan dan pembentukan gas setiap 24 jam, dicatat ragam tabung yang menunjukkan hasil positif pada tes penegasan dan cocokkan dengan tabel untuk mendapatkan nilai MPN Coliform dari sampel air.
Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif). Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya (Campbell dan Reece, 2005)).
Pewarnaan Bakteri
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama 1 menit, dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram B selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan.Kemudian ditetesi gram D selama 30 detik, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Lalu diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna sel bakteri
Untuk Pewarnaan Gram:1 Larutan kristal violet:Zat warna 1,Larutan Lugol:mordan,Alkohol 90-95 %:larutan  pemucat,Larutan safranin:zat warna II,Alkohol 70 % dan kapas,NaCl fisiologis,Mikroskop, Pembakar spirtus,Ose,dan Objek glass.
Ø buatlah sediaan oles bakteri
Ø tuang pada sediaan tersebut zat warna kristal violet, biarkan 1 menit
Ø zat warna dibuang lalu cuci dengan air mengalir
Ø beri larutan lugol, biarkan 1 menit
Ø lugol dibuang dan sediaan dicuci dengan air selanjutnya dicuci dengan alkohol 96% sampai tak ada lagi zat warna yang terlarut
Ø cuci dengan air sampai bersih
Ø tuangkan larutan safranin dan biarkan 1 menit, lalu cuci dengan air bersih
Ø keringkan dengan kertas saring
Ø periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x )pakai minyak imersi)
-pewarnaan gram
Proses pewarnaan diferensial ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi atas dua kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan bakteri. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bilakomponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar.Bakteri hidup sulit untuk dilihat dengan mikroskop cahaya terang biasa karena bakteri itu tampak tidak berwarna jika diamati secara sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna. Bakteri sering diamati dalam keadaan olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Yang dimaksud dengan bakteri terwarnai adalah oganisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari (Volk dan Whleer, 1998).Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir tembus pandang (transparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa hingga sukar dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dan latar belakangnya dapat dipertajam dengan cara mewarnai sel-sel tersebut dengan zat-zat warna (Hadioetomo, 1990). Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran zat pewarna khusus diperlukan untuk melihat bentuk kapsul ataupun flagella, dan hal-hal terperinci tertentu di dalam sel. Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif, yang salah satu diantaranya berwarna (Volk dan Whleer, 1998).Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat.Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri.Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatka.Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa.Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif.Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif.Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll (Irawan, 2008).Banyak senyawa organik berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopik dan telah dikembangkan prosedur pewarnaan.
Tujuan dari pewarnaan tersebut adalah pewarnaan untuk (Suriawiria, 1985) :1.Mempermudah melihat bentuk jasad baik bakteri, ragi ataupun fungi.2.Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.3.Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.4.Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik dan kimia yang ada akan dapat diketahui.Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif). Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya (Campbell dan Reece, 2005)). Pewarnaan Negatif. Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa.Tapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam (Campbell dan Reece, 2005).Setelah dilihat di mikroskop, maka akan tampak bentuk sel bakteri. Berikut merupakan berbagai bentuk sel bakteri (Anonim, 2008):
Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif)
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya.
Cara Kerja :
· Bersihkan object glass dengan kapas
· Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object glass
· Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes biakan dengan pipet tetes atau dapat juga dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan lupa biakan dikocok terlebih dahulu.Jika digunakan biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi akuades dan disebarkan supaya sel merata.
· Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3 kali)
· Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya ditetesi dengan pewarna (dapat digunakan Methylen blue, Safranin, CrystalViolet) dan tunggu kurang lebih 30 detik.
· Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
· Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10).
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua.Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak berwarna merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium, antara lain banyak yang merupakan saprofit.Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat aerob obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang berbahaya bagi manusia.Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan fungsi imun yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun yang normal.Sumber penularan adalah penderita TB yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA positif). Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets infection).Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan dahak yang mengandung kuman berasal dari penderita saat batuk, bersin, tertawa, bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini (berukuran diameter 1-5 µm) akan terhisap oleh orang sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas.
Terdapat beberapa macam bahan spesimen dalam pemeriksaan laboratorium tuberkulosis yaitu:
 Sputum (dahak), harus benar-benar dahak bukan ingus juga bukan ludah.
Ø
Air kemih pagi hari, pertama kali keluar merupakan urin pancaran tengah.
Ø
Air kuras lambung, umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan dahak.
Ø
 Bahan-bahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal, cairan pleura, dan usapan tenggorokan.
ØPewarnaan kuman BTA dapat dilakukan dengan 3 macam pewarnaan yaitu Ziehl-Neelsen, Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett) dan Auramin–phenol fluorochrome.Umumnya pewarnaan Ziehl-Neelsen dan Tan Thiam Hok yang sering digunakan. Hasil yang didapat disamakan dengan penilaian IUATLD (International Union Against Tuberculose Lung Diseases)
 Pembuatan Sediaan Apus Sputum
1.    Ose dipanaskan di atas api spirtus sampai merah dan didinginkan.
2.    Sputum disiapkan (hati-hati, hindari droplet/percikan sputum), diambil sedikit dari bagian yang kental dan berwarna kuning kehijauan (purulen) menggunakan ose.
3.    Sputum dioleskan secara merata (seperti obat nyamuk) pada objek glass (dengan ukuran 2×3 cm).
4.    Ose yang telah digunakan dimasukkan ke dalam alkohol sambil digoyang-goyangkan sampai sisa-sisa sputum bersih, kemudian dibakar.
<>mikroskop dengan pembesaran 100 kali.
2. Dicari dengan adanya batang panjang atau pendek yang berwarna merah dengan latar belakang berwarna biru.

Penilaian
1. BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau 15 menit pengamatan tidak dijumpai adanya BTA.
2. BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai adanya BTA. BTA posiif apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan Ziehl-Neelsen atau Kinyoun Gabbert maka dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Penilaian menurut IUATLD (International Union Against Tuberculose Lung Diseases)
 Negatif : Tidak dijumpai adanya BTA.
Ø
Positif : Ditemukan 1-9 BTA/100 LP.
Ø
 Positif 1 : Ditemukan 10-90 BTA/100 LP.
Ø
 Positif 2 : Ditemukan 1-10 BTA/1 LP.
Ø
 Positif 3 : Ditemukan lebih dari 10 BTA/1 LP.
Ø
Pewarnaan Ziehl Neelsen menurut Kurniawati 2005, larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan sediaan, kemudian dipanaskan di atas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan.Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutupi seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir.Pewarnaan Ziehl-Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru. Bakteri tahan asam akan mempertahankan warna pertama yang diberikan. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam.Mycobacterium tuberculosis, pertama kali ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882, termasuk Ordo Actinomycetales Familia Mycobacteriaceae, Genus Mycobacterium dan mempunyai banyak spesies.Penyakit yang ditularkan oleh basil tersebut dikenal dengan sebutan TBC atau Tb-paru.Kuman TBC masuk ke paru-paru melalui pernafasan (aerosol) (Girsang, 2002).Bakteri-bakteri dari genus Mycobacterium dan spesies-spesies tertentu dari genus Nocardia mengandung sejumlah besar zat lipoid (berlemak) di dalam dinding-dinding selnya.Hal ini mengakibatkan dinding sel tersebut relatif tidak permeable terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel-sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode-metode pewarna biasa.Kedua genus tersebut mengandung spesies-spesies yang patogenik bagi manusia.Bakteri yang paling dikenal diantaranya adalah M. tuberculosis, penyebab penyakit tuberculosis dan M. leprae penyebab penyakit lepra. Menunjang diagnosis penyakit-penyakit tersebut, bakteri penyebabnya harus dapat diisolasi dari spesimen si sakit dan dibuat tampak serta mudah dibedakan dengan bakteri-bakteri yang lain. Akibat sifat dinding selnya yang demikian itu maka untuk memenuhi tujuan tersebut harus digunakan pewarna khusus (Hadioetomo, 1993).Teknik pewarnaan khusus itu disebut juga pewarnaan tahan asam, mula-mula dikembangkan oleh Paul Ehrlich pada tahun 1882 ketika meneliti M.tuberculosis.Prosedur pewarnaan yang umum digunakan pada masa kini merupakan hasil perbaikan teknik Ehrlich yang asli, yaitu pewarna Ziehl-Neelsen, dinamakan menurut kedua orang peneliti yang mengembangkannya pada akhir 1800-an. Prosedur ini menggunakan pewarna utama dengan pemanasan, dan biru metilena Loeffler sebagai pewarna tandingan. Modifikasi teknik ini yang berkembang kemudian, perlakuan panas diganti dengan penggunaan pembasah (suatu deterjen untuk mengurangi tegangan permukaan lemak) untuk menjamin penetrasi, pewarna yang mengandung bahan pembasah ini disebut pewarna Kinyoun Pewarnaan Ziehl Neelsen menurut Kurniawati 2005, larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan sediaan, kemudian dipanaskan di atas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan.Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutupi seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir.Pewarnaan Ziehl-Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru. Bakteri tahan asam akan mempertahankan warna pertama yang diberikan. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam.
Teknik Membuat sediaan untuk pemeriksaan mikroskopik
Pada pemeriksaan langsung , bakteri diperiksa dalam keadaan hidup. Kelebihan cara ini adalah cepat, mudah, dan murah namun harus diperiksa segera dan tidak dapat dibiarkan lama karena preparat akan cepat kering. Sediaan basah dilakukan dari bahan pemeriksaan langsung, menggunakan KOH untuk jamur dan NaCl untuk melihat bakteri dalam keadaan hidup. Cara ini juga dipakai untuk memeriksa gerak kuman secara mikroskopik. Ada dua cara pemeriksaan mikroskopik yang biasa dilakukan, yaitu :
Caranya :
Ø ambil 1 ose biakan cair atau dari dari koloni yang disuspensikan pada larutan NaCl fisiologis, lalu oleskan di atas gelas objek
Ø tutuplah biakan tersebut dengan gelas penutup yang telah diolesi vaselin pada bagian tepinya
Ø segera periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x.
Prinsip : Pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci. Dinding sel bakteri Gram positif terdiri dari lapisan peptidoglikan yang tebal sedangkan dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai kandungan lipid yang tebal. Ketika ditambahkan pewarnaan kristal violet maka dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif akan menyerap zat warna tersebut namun ketika diberi alkohol, kristal violet pada Gram negatif akan luntur disebabkan struktur dinding selnya yang sebagian besar tersususun oleh lipid, sehingga ketika diberi safranin (zat warna kedua) dinding sel bakteri gram negarif akan menyerapnya kembali sehingga hasil pewarnaan bakteri Gram negatif akan berwarna merah, sedangkan bakteri gram positif akan tetap berwarna ungu walaupun diberi zat warna kedua, karena dinding selnya tersusun oleh lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga tidak dapat dicuci oleh alkohol. Hal ini memberi hasil pewarnaan ungu pada bakteri Gram positif.

B. Tujuan
1.Untuk mengetahui teknik pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA).
2.Mengetahui tingkat infeksi dari sputum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar